Dukungan Rontok, RUU SOPA-PIPA Ditarik
Industri internet di Amerika Serikat digemparkan dengan Rancangan Undang-Undang Anti Pembajakan Online (SOPA) dan RUU Perlindungan Properti Intelektual (PIPA). Aturan yang diajukan oleh anggota Kongres asal Texas dari Partai Republik, Lamar Smith, itu dianggap berpotensi menjadi alat sensor di dunia maya.
Tapi, Lamar Smith kemudian menarik SOPA ini. Smith ternyata tak jadi mengajukan SOPA setelah mendengarkan sejumlah kritik dari banyak pihak di media massa.
Sejumlah perusahaan internet memang secara terbuka melakukan protes terhadap SOPA. Wikipedia, Reddit, Wired menutup layanannya selama satu hari. Google pun menutup logonya dengan tanda hitam, sebagai simbol bahaya sensor di internet. Menurut mereka, SOPA merupakan bentuk sensor yang mengancam masa depan internet, termasuk keterbukaan arus informasi.
SOPA dan PIPA merupakan aturan yang memungkinkan Departemen Kehakiman AS untuk meminta polisi menutup situs yang menyediakan tautan ke sejumlah situs yang dianggap memiliki konten pembajakan. Jelas ini merupakan ancaman bagi sejumlah industri internet, termasuk situs mesin pencari seperti Google dan ensiklopedia terbuka seperti Wikipedia.
SOPA dinilai tidak efektif untuk mengatasi pembajakan. Menindak secara hukum sejumlah Internet Service Provider, situs, juga pengguna internet terhadap adanya aktivitas pembajakan di internet dinilai tidak akan menghentikan atau mengurangi secara signifikan aksi pembajakan.
Mengutip laman teknologi Mashable, saat ini pun banyak aktivitas pembajakan yang dilakukan secara offline, di luar dunia maya. Di sejumlah negara Asia, seperti Cina, Hong Kong dan Indonesia, sejumlah barang bajakan bahkan sudah diproduksi secara massal.
Ini juga dinilai bukan fenomena baru, karena industri pembajakan ini sudah berlangsung sejak beberapa dekade silam. Aturan ini pun dinilai tidak akan bisa dikurangi dengan SOPA, yang malah menjadikan perusahaan internet yang beroperasi secara legal menjadi korban.
Kemudian, mahalnya konten-konten original disebut menjadi permasalahan sendiri. Selain itu, sulitnya akses untuk menemukan konten original juga perlu dijadikan catatan.
Karena itu layanan berbayar seperti iTunes, Spotify, Hulu, dan Steam mencetak kesuksesan, sebab layanan ini memudahkan penggunanya untuk mengakses, juga membayar konten yang diinginkan. Apalagi cara yang dilakukan Amazon, dengan memadukan konten dengan perangkat seperti Kindle Fire, pelanggan lebih dimudahkan untuk mencari suatu konten secara legal.
Masalah pembajakan memang seharusnya diatasi bukan untuk kepentingan satu industri semata. Baik itu industri hiburan yang mendukung SOPA untuk keberlangsungan hidupnya, juga untuk industri internet yang merasa SOPA membatasi kebebasan akses informasi.
Sumber:
http://vivanews.com
http://republika.co.id
http://google.com
Foto: CNN
Topik Lainnya: news, internet, google, komputer, teknologi
Tapi, Lamar Smith kemudian menarik SOPA ini. Smith ternyata tak jadi mengajukan SOPA setelah mendengarkan sejumlah kritik dari banyak pihak di media massa.
Sejumlah perusahaan internet memang secara terbuka melakukan protes terhadap SOPA. Wikipedia, Reddit, Wired menutup layanannya selama satu hari. Google pun menutup logonya dengan tanda hitam, sebagai simbol bahaya sensor di internet. Menurut mereka, SOPA merupakan bentuk sensor yang mengancam masa depan internet, termasuk keterbukaan arus informasi.
SOPA dan PIPA merupakan aturan yang memungkinkan Departemen Kehakiman AS untuk meminta polisi menutup situs yang menyediakan tautan ke sejumlah situs yang dianggap memiliki konten pembajakan. Jelas ini merupakan ancaman bagi sejumlah industri internet, termasuk situs mesin pencari seperti Google dan ensiklopedia terbuka seperti Wikipedia.
SOPA dinilai tidak efektif untuk mengatasi pembajakan. Menindak secara hukum sejumlah Internet Service Provider, situs, juga pengguna internet terhadap adanya aktivitas pembajakan di internet dinilai tidak akan menghentikan atau mengurangi secara signifikan aksi pembajakan.
Mengutip laman teknologi Mashable, saat ini pun banyak aktivitas pembajakan yang dilakukan secara offline, di luar dunia maya. Di sejumlah negara Asia, seperti Cina, Hong Kong dan Indonesia, sejumlah barang bajakan bahkan sudah diproduksi secara massal.
Ini juga dinilai bukan fenomena baru, karena industri pembajakan ini sudah berlangsung sejak beberapa dekade silam. Aturan ini pun dinilai tidak akan bisa dikurangi dengan SOPA, yang malah menjadikan perusahaan internet yang beroperasi secara legal menjadi korban.
Kemudian, mahalnya konten-konten original disebut menjadi permasalahan sendiri. Selain itu, sulitnya akses untuk menemukan konten original juga perlu dijadikan catatan.
Karena itu layanan berbayar seperti iTunes, Spotify, Hulu, dan Steam mencetak kesuksesan, sebab layanan ini memudahkan penggunanya untuk mengakses, juga membayar konten yang diinginkan. Apalagi cara yang dilakukan Amazon, dengan memadukan konten dengan perangkat seperti Kindle Fire, pelanggan lebih dimudahkan untuk mencari suatu konten secara legal.
Masalah pembajakan memang seharusnya diatasi bukan untuk kepentingan satu industri semata. Baik itu industri hiburan yang mendukung SOPA untuk keberlangsungan hidupnya, juga untuk industri internet yang merasa SOPA membatasi kebebasan akses informasi.
Sumber:
http://vivanews.com
http://republika.co.id
http://google.com
Foto: CNN
Topik Lainnya: news, internet, google, komputer, teknologi
0 komentar:
Posting Komentar