GASTRITIS (MAAG)
Kata ‘maag’ berasal dari bahasa Belanda yang berarti ‘lambung’. Seseorang yang mengalami maag biasanya merasakan sakit dan tidak nyaman pada perut. Gejala lain yang dirasakan adalah sendawa, perut kembung, mual, muntah, merasa penuh, atau merasa terbakar di perut bagian atas. Maag dapat muncul secara tiba-tiba dalam waktu yang singkat (akut), waktu yang lama (kronik), atau karena kondisi khusus seperti adanya penyakit lain. Salah satu contoh maag akut adalah rasa tidak nyaman ketika mengkonsumsi alkohol maupun asetosal.
PENYEBAB
Penyakit yang juga disebut gastritis ini disebabkan oleh bermacam hal. Munculnya penyakit maag sering dihubungkan dengan obat-obatan, kondisi medis, stress fisik, kebiasaan hidup, zat kimia, serta infeksi. Obat seperti asetosal, anti inflamasi non steroid/AINS (seperti ibuprofen dan naproxen), serta suplementasi kalium umumnya menyebabkan gangguan lambung. Menelan zat kimia yang bersifat korosif (seperti asam ataupun larutan yang bersifat basa), atau alkohol juga menyebabkan maag. Bakteri penginfeksi penyebab maag yang paling umum adalah bakteri Helicobacter pylori, menyebabkan maag kronik.
PENGOBATAN
Mengatasi penyakit maag biasanya dengan menggunakan obat untuk mengurangi asam lambung. Hal ini dapat membantu mengurangi keluhan gejala serta mempercepat penyembuhan (karena asam lambung mengiritasi jaringan yang mengalami peradangan). Selain itu, hindari juga beberapa makanan, minuman, maupun penggunaan obat tertentu.
Banyak pilihan obat yang dapat digunakan dalam penanganan penyakit maag. Pilihan pengobatan juga harus berdasarkan pemeriksaan. Untuk pengobatan sendiri (swamedikasi) hanya bersifat menghilangkan gejala penyakit. Bila gejala penyakit tidak kunjung mereda setelah tiga sampai tujuh hari, sebaiknya dikonsultasikan pada dokter.
Jika maag disebabkan infeksi H. pylori, kemungkinan dokter akan meresepkan antibiotik. Selain itu, ada juga obat-obatan yang digunakan untuk menghambat sekresi asam lambung (penghambat histamine 2/H2 blocker seperti ranitidine dan simetidin), maupun obat untuk menetralisir asam lambung (antasida). Pengobatan yang lebih kuat yang digunakan untuk melindungi saluran cerna atau untuk mengurangi asam lambung tersedia dengan resep dokter.
ANTASIDA
Antasida (antacid, antiacid) merupakan salah satu pilihan obat untuk mengatasi maag. Antasida diberikan secara oral (diminum) untuk mengurangi rasa perih akibat kondisi lambung yang terlalu asam, dengan cara menetralkan asam lambung. Asam lambung dilepas untuk membantu memecah protein. Lambung, usus, dan esophagus dilindungi dari asam dengan berbagai mekanisme. Ketika kondisi lambung semakin asam ataupun mekanisme perlindungan kurang memadai, lambung, usus dan esophagus rusak oleh asam memberikan gejala bervariasi seperti nyeri lambung, rasa terbakar, dan berbagai keluhan saluran cerna lainnya.
Umumnya antasida merupakan basa lemah. Biasanya terdiri dari zat aktif yang mengandung alumunium hidroksida, magnesium hidroksida, dan kalsium (bisa dilihat di kemasan antasida). Terkadang antasida dikombinasikan juga dengan simetikon yang dapat mengurangi kelebihan gas.
Efek samping yang utama antasida dengan zat aktif alumunium hidroksida adalah konstipasi (sembelit). Sedangkan antasida dengan zat aktif magnesium hidroksida dapat menyebabkan diare, sehingga kedua zat aktif ini sering dikombinasikan agar efek samping dapat diminimalisir. Seseorang yang mengalami gangguan ginjal harus berhati-hati menggunakan antasida yang mengandung magnesium, bahkan bila perlu jangan menggunakannya. Antasida yang mengandung kalsium dapat mengontrol keasaman di lambung sekaligus sebagai suplementasi kalsium. Suplemen kalsium sangat penting bagi wanita postmenopause. Antasida yang mengandung kalsium dapat menyebabkan sembelit.
Yang Perlu Diperhatikan Mengenai Antasida
• Yang perlu diperhatikan adalah cara penggunaan antasida. Tablet antasid dikonsumsi dengan cara dikunyah kira-kira setengah jam sebelum makan. Hal ini dimaksudkan agar waktu kerja antasida lebih cepat. Antasida yang berbentuk suspensi sebelum digunakan harus dikocok terlebih dahulu.
• Antasida dapat berinteraksi dengan senyawa logam lain yang terkandung pada makanan atau obat tertentu, misalnya isoniazid, penisilin, tetrasiklin, vitamin B12. Biasanya dokter maupun apoteker akan memberi informasi mengenai penggunaan antasida bila diberikan juga pengobatan lain (berselang waktu 1-2 jam).
• Perhatikan bila kita sedang diet rendah natrium, beberapa antasida mengandung cukup banyak natrium.
Jika kita mengetahui penyebab penyakit maag, segeralah menghindari penyebab maag. Pada penggunaan asetosal, asetosal yang bersalut (dilapisi film) tidak menimbulkan gejala maag karena tablet salut tidak larut di lambung. Anti infalmasi non steroid seperti ibuprofen yang berefek samping pada lambung dikonsumsi setelah makan. Terkadang dokter mengkombinasikannya dengan antasida.
Hampir setiap orang pernah mengalami penyakit pencernaan dan iritasi lambung. Dalam banyak kasus, terjadi hanya sebentar dan tidak membutuhkan perawatan medis. Tapi jika terdapat gejala-gejala gastritis yang terjadi secara terus menerus selama tiga hari atau lebih, segera temui dokter. Pastikan untuk menginformasikan semua yang anda rasakan terutama bila merasakan sakit setelah meminum obat-obat bebas seperti asetosal atau yang lainnya. Semoga bermanfaat.
Baca Juga:
Tips Menghindari Sakit Maag
PENYEBAB
Penyakit yang juga disebut gastritis ini disebabkan oleh bermacam hal. Munculnya penyakit maag sering dihubungkan dengan obat-obatan, kondisi medis, stress fisik, kebiasaan hidup, zat kimia, serta infeksi. Obat seperti asetosal, anti inflamasi non steroid/AINS (seperti ibuprofen dan naproxen), serta suplementasi kalium umumnya menyebabkan gangguan lambung. Menelan zat kimia yang bersifat korosif (seperti asam ataupun larutan yang bersifat basa), atau alkohol juga menyebabkan maag. Bakteri penginfeksi penyebab maag yang paling umum adalah bakteri Helicobacter pylori, menyebabkan maag kronik.
PENGOBATAN
Mengatasi penyakit maag biasanya dengan menggunakan obat untuk mengurangi asam lambung. Hal ini dapat membantu mengurangi keluhan gejala serta mempercepat penyembuhan (karena asam lambung mengiritasi jaringan yang mengalami peradangan). Selain itu, hindari juga beberapa makanan, minuman, maupun penggunaan obat tertentu.
Banyak pilihan obat yang dapat digunakan dalam penanganan penyakit maag. Pilihan pengobatan juga harus berdasarkan pemeriksaan. Untuk pengobatan sendiri (swamedikasi) hanya bersifat menghilangkan gejala penyakit. Bila gejala penyakit tidak kunjung mereda setelah tiga sampai tujuh hari, sebaiknya dikonsultasikan pada dokter.
Jika maag disebabkan infeksi H. pylori, kemungkinan dokter akan meresepkan antibiotik. Selain itu, ada juga obat-obatan yang digunakan untuk menghambat sekresi asam lambung (penghambat histamine 2/H2 blocker seperti ranitidine dan simetidin), maupun obat untuk menetralisir asam lambung (antasida). Pengobatan yang lebih kuat yang digunakan untuk melindungi saluran cerna atau untuk mengurangi asam lambung tersedia dengan resep dokter.
ANTASIDA
Antasida (antacid, antiacid) merupakan salah satu pilihan obat untuk mengatasi maag. Antasida diberikan secara oral (diminum) untuk mengurangi rasa perih akibat kondisi lambung yang terlalu asam, dengan cara menetralkan asam lambung. Asam lambung dilepas untuk membantu memecah protein. Lambung, usus, dan esophagus dilindungi dari asam dengan berbagai mekanisme. Ketika kondisi lambung semakin asam ataupun mekanisme perlindungan kurang memadai, lambung, usus dan esophagus rusak oleh asam memberikan gejala bervariasi seperti nyeri lambung, rasa terbakar, dan berbagai keluhan saluran cerna lainnya.
Umumnya antasida merupakan basa lemah. Biasanya terdiri dari zat aktif yang mengandung alumunium hidroksida, magnesium hidroksida, dan kalsium (bisa dilihat di kemasan antasida). Terkadang antasida dikombinasikan juga dengan simetikon yang dapat mengurangi kelebihan gas.
Efek samping yang utama antasida dengan zat aktif alumunium hidroksida adalah konstipasi (sembelit). Sedangkan antasida dengan zat aktif magnesium hidroksida dapat menyebabkan diare, sehingga kedua zat aktif ini sering dikombinasikan agar efek samping dapat diminimalisir. Seseorang yang mengalami gangguan ginjal harus berhati-hati menggunakan antasida yang mengandung magnesium, bahkan bila perlu jangan menggunakannya. Antasida yang mengandung kalsium dapat mengontrol keasaman di lambung sekaligus sebagai suplementasi kalsium. Suplemen kalsium sangat penting bagi wanita postmenopause. Antasida yang mengandung kalsium dapat menyebabkan sembelit.
Yang Perlu Diperhatikan Mengenai Antasida
• Yang perlu diperhatikan adalah cara penggunaan antasida. Tablet antasid dikonsumsi dengan cara dikunyah kira-kira setengah jam sebelum makan. Hal ini dimaksudkan agar waktu kerja antasida lebih cepat. Antasida yang berbentuk suspensi sebelum digunakan harus dikocok terlebih dahulu.
• Antasida dapat berinteraksi dengan senyawa logam lain yang terkandung pada makanan atau obat tertentu, misalnya isoniazid, penisilin, tetrasiklin, vitamin B12. Biasanya dokter maupun apoteker akan memberi informasi mengenai penggunaan antasida bila diberikan juga pengobatan lain (berselang waktu 1-2 jam).
• Perhatikan bila kita sedang diet rendah natrium, beberapa antasida mengandung cukup banyak natrium.
Jika kita mengetahui penyebab penyakit maag, segeralah menghindari penyebab maag. Pada penggunaan asetosal, asetosal yang bersalut (dilapisi film) tidak menimbulkan gejala maag karena tablet salut tidak larut di lambung. Anti infalmasi non steroid seperti ibuprofen yang berefek samping pada lambung dikonsumsi setelah makan. Terkadang dokter mengkombinasikannya dengan antasida.
Hampir setiap orang pernah mengalami penyakit pencernaan dan iritasi lambung. Dalam banyak kasus, terjadi hanya sebentar dan tidak membutuhkan perawatan medis. Tapi jika terdapat gejala-gejala gastritis yang terjadi secara terus menerus selama tiga hari atau lebih, segera temui dokter. Pastikan untuk menginformasikan semua yang anda rasakan terutama bila merasakan sakit setelah meminum obat-obat bebas seperti asetosal atau yang lainnya. Semoga bermanfaat.
Baca Juga:
Tips Menghindari Sakit Maag
0 komentar:
Posting Komentar